Senin, 27 Desember 2010

Sekilah Mengenal Pengenal Pengobatan Dengan Obat-obatan Herbal

Pengobatan dengan herbal merupakan cara pengobatan yang sudah berumur sangat lama, seumur dengan sejarah kehidupan manusia. Di banyak bagian dunia, mengobati penyakit dengan tanaman berkhasiat ini merupakan pengobatan yang umum dijumpai. Meskipun hanya sebagian kecil dari tanaman yang telah diteliti manfaat obatnya, pengobatan modern juga secara teratur menggunakan produk-produk yang berasal dari tanaman atau turunannya.

obat-obat herbal murah dan berkualitas bisa dipesan disini

Selain menggunakan secara langsung bagian-bagian tanaman herbal untuk pengobatan luar (dioles, dikompres, dll) ataupun pengobatan dalam (dimakan, diminum) dalam menyembuhkan suatu penyakit, obat herbal juga tersedia dalam bentuk racikan atau ramuan siap pakai, misalnya jamu dan obat kemasan lainnya. Bahkan sekarang sudah banyak diproduksi obat herbal skala industri, misalnya kita kenal PT. Sidomuncul, Nyonya Meneer, dan lain-lain.

Minggu, 26 Desember 2010

Obat Herbal Semakin Diminati


Produk obat tradisional herbal mulai diminati masyarakat sehingga dikembangkan oleh kalangan akademisi kesehatan karena dinilai memiliki potensi yang sama dengan obat kimiawi yang beredar di pasaran.
“Potensi produk obat herbal tradisional di Indonesia yang biasanya disebut jamu merupakan warisan kekayaan budaya dalam bidang kesehatan yang harus dikembangkan karena kaya akan manfaat,” kata Ketua Panitia Pameran Produk Obat Tradisional Farmasi UGM Dr Puji Astuti, MSc, Apt, di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, sudah banyak daerah di Indonesia yang mulai mengembangkan produksi obat tradisional herbal yang memiliki standar kesehatan teruji, antara lain Temanggung, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Bahkan, tahun ini Rumah Sakit (RS) Dr Sardjito Yogyakarta akan membuka klinik khusus obat tradisional herbal.
“Sudah saatnya kami dari pihak fakultas Farmasi yang independen ikut mengembangkan produk obat tradisonal herbal melalui `workshop` mengenai pengenalan obat tradisional, proses budi daya tanaman obat yang baik, prosedur pascapanen yang baik, dan proses standarisasi obat tradisional herbal,” katanya.
Dia mengatakan mayoritas produsen obat tradisional herbal adalah industri kecil yang membutuhkan penyuluhan tentang produksi obat tradisional herbal yang terstandarisasi dan teruji klinis di laboratorium agar produk mereka terjamin kualitas dan keamanannya.
“Komponen penyusun produk obat tradisional herbal berbeda dengan obat kimiawi. Obat kimiawi bisa dengan mudahnya untuk dikontrol kandungannya dan tidak akan berubah dalam jangka waktu tertentu. Hal tersebut berbeda dengan obat herbal yang kandungan utamanya bisa berubah-ubah dalam jangka waktu yang tidak tertentu,” katanya.
Pihaknya sering menemukan beberapa produk obat tradisional herbal yang ditumbuhi jamur, yang menandakan bahwa produk tersebut belum memenuhi standar obat yang berlaku dalam proses pembuatannya.
“Dari penelitian kami, hanya lima produk obat tradisional herbal yang bisa digolongkan sebagai fikofarmaka atau obat yang telah teruji secara klinis dan keamanannya, dan 16-18 produk yang tergolong obat herbal berstandar (belum lulus uji klinis, tetapi telah teruji khasiatnya pada manusia),” katanya.
Padahal, menurut dia, pasar dunia sekarang mulai berminat pada produk obat tradisional herbal akibat kampanye `Go Green`akhir-akhir ini. Bahkan, pemerintah melalui KementErian Riset dan Teknologi serta Kementerian Kesehatan telah memprogramkan untuk mengilmiahkan jamu menjadi obat yang aman dikonsumsi sekaligus memanfaatkan biodiversitas tanaman obat di Indonesia
Anda butuh obat-obat herbal murah dan berkualitas ? Kunjungi web kami disini

Sabtu, 25 Desember 2010

Pasar Obat-obat herbal Meningkat Pesat

Pertumbuhan obat herbal lebih cepat dari obat modern. Diperkirakan pada 2010 pasar obat modern mencapai Rp 37,5 triliun dan obat herbal Rp 7,2 triliun. Back to nature, kembali ke alam, kini menjadi semboyan masyarakat modern. Mereka merindukan segala sesuatu yang selaras, seimbang, dan menyejukkan yang diberikan alam.
Hasil teknologi yang sebelumnya diagung-agungkan sebagai sebuah terobosan besar dalam peradaban manusia ternyata tidak sepenuhnya berdampak positif. Sering kali hasil teknologi canggih justru menimbulkan ekses dan dampak negatif. Dalam industri farmasi, misalnya, obat-obatan kimia yang banyak diproduksi perusahaan farmasi dengan teknologi modern, diyakini menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Ini terkait dengan penggunaan unsur-unsur kimia yang ada di dalamnya. Karena itu, ada kecenderungan masyarakat kini beralih ke obat-obat herbal yang alami untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Banyak yang meyakini, obat herbal tidak memberikan dampak negatif pada kesehatan karena tidak mengandung bahan kimia. Tak heran jika kemudian pasar obat herbal mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Bahkan, menurut Ketua Bidang Industri Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI), Ferry A Soetikno, pertumbuhan obat herbal saat ini lebih cepat daripada modern.
Menurutnya, pada awal abad ke-21 (tahun 2000), pasar obat herbal mengalami peningkatan signifikan di Asia (RRC, Korea, India, Thailand, dan Malaysia) dan Eropa Barat. ”Di Indonesia, pasar obat herbal juga mengalami peningkatan yang pesat,” katanya pada seminar Peningkatan Daya Saing Obat Alami Melalui Penerapan Iptek, di Jakarta, beberapa waktu lalu, Mengutip data Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Ferry menjelaskan, pada 2003 pasar obat modern di Indonesia mencapai Rp 17 triliun dan obat herbal Rp 2 triliun.
Kontribusi obat herbal mencapai 10,5 persen. Pada 2005 pasar obat modern naik menjadi Rp 21,3 triliun. Hal yang sama juga terjadi pada obat herbal yang mengalami peningkatan menjadi Rp 2,9 triliun. Ini berarti ada kenaikan kontribusi obat herbal menjadi 12 persen. Diperkirakan pada 2010, pasar obat modern mencapai Rp 37,5 triliun dan obat herbal Rp 7,2 triliun.”Pertumbuhan obat herbal ternyata lebih cepat dari obat modern,” ungkap Ferry. Ada beberapa penyebab produk herbal lebih disukai oleh konsumen.
Diyakini lebih aman, dapat dipakai untuk seluruh keluarga, sejalan dengan kebiasaan dan kepercayaan masyarakat (jamu, ayurvedic, kampo, dan sebagainya), serta kualitasnya yang baik dan khasiatnya cukup manjur. Juga, karena harga lebih terjangkau, dan distribusi yang luas atau mudah didapat. Dari fenomena ini, lanjut Ferry, dapat ditarik benang merah bahwa industri farmasi Indonesia cukup berminat untuk mengembangkan obat herbal. Sebab bahan baku yang dibutuhkan sangat berlimpah, produk dan kompetensi juga tersedia. ”Dari sisi investasi juga tidak terlalu tinggi, hak kekayaan intelektual bisa dikembangkan, dan pasar yang sangat menjanjikan baik domestik maupun ekspor,” papar Ferry.
Kendala Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi, Wahono Sumaryono, mengatakan, pasar obat herbal nasional pada 2002 mencapai Rp 2 triliun dengan jumlah industri 1.012. Dari jumlah sebanyak itu, 907 diantaranya merupakan industri kecil atau industri rumah tangga dan 105 industri menengah ke atas. Pada 2004, jumlah industri meningkat menjadi 1.166 yang terdiri 129 industri menengah dan besar serta 1.037 industri kecil dan rumah tangga.
Ada tiga kategori sediaan obat alami yang diterapkan pemerintah yaitu jamur, herbal terstandar (telah lolos uji preklinik), dan fitofarmaka (lolos uji klinik). ”Namun jika dicermati, perkembangan obat alami di Indonesia atau obat asli Indonesia belum dapat dikatakan maju dalam hal mutu, penguasaan pasar, dan industrinya,” kata Wahono. Penyebab hal itu ada dua. Faktor internal (domestik) dan eksternal (pengaruh global). Faktor internal meliputi filosofi dasar pengembangan obat asli Indonesia belum terbangun dan pola pengadaan bahan baku (agroindustri tanaman obat) yang belum berkembang sehingga potensi yang melimpah belum tergarap dengan baik. Struktur industri obat tradisional Indonesia yang belum kuat dengan kesenjangan cukup besar antara industri besar dan kecil juga menjadi salah satu faktor kendala.
Sedangkan kendala di eksternal meliputi pesatnya perkembangan industri herbal di berbagai negara, baik Asia maupun Eropa, yang berakibat membanjirnya produk luar di pasar lokal dengan mutu dan kemasan yang lebih baik. ”Berlakunya kesepakatan global tentang pasar global dan berbagai bentuk harmonisasi regional untuk berbagai bidang. Ini sebenarnya merupakan suatu peluang tetapi sekaligus ancaman,” kata Wahono menegaskan.
Mencermati kondisi tersebut, ujar Wahono, selain upaya penyiapan strategi dan penyempurnaan regulasi dan penguatan komitmen, aspek penguasaan dan penerapan iptek dalam pengembangan obat alami menjadi keharusan. Dalam hal ini, mutu produk menjadi salah satu kunci dalam persaingan pasar global. Secara garis besar ada tiga kelompok teknologi yang perlu diterapkan dan dikembangkan.
Kelompok teknologi untuk pengadaan bahan baku (ekstrak) yang meliputi teknologi budidaya, teknologi panen dan paska panen, teknologi ekstraksi, dan teknik analisa mutu ekstrak. ”Teknologi lainnya yang dibutuhkan adalah kelompok teknologi untuk proses pembuatan sediaan. Ini meliputi uji farmakologi, formulasi sediaan. Yang tak kalah pentingnya adalah teknologi dalam penyajian dan pengemasan,

Butuh obat-obat herbal murah dan berkualitas ? Klik aja disini yaaa

Perkembangan Obat-obat herbal diindonesia

Produk herbal herbal di Indonesia kini sudah mencapai puluhan ribu dan dikenal luas sebagai jamu oleh sebagian masyarakat. Persoalannya, Obat herbal misalnya Obat jamu atau obat tradisional tersebut penggunaannya berdasarkan pendekatan medik berbasis bukti-bukti ilmiah (evidence based medicine). Oleh karena itulah, pemerintah dituntut lebih berperan dalam penelitian obat tradisional, jamu tradisional dan mengembangkan kerjasama dengan stakeholder lainnya.

Pemerintah seharusnya mendorong lomba penelitian khusus obat jamu atau obat herbal, mendorong pihak swasta untuk ikut berperan mendanai penelitian bidang ini. Perlu memberi peralatan untuk penelitian obat tradisional pada lembaga pendidikan tinggi atau lembaga penelitian.

Produk herbal ini bisa menjadi potensi besar bangsa kita bila diketahui secara akademik ilmiah semua efek farmako-logiknya, efek sampingnya dan berbagai cara masuk yang efektif ke tubuh. Penelitian obat herbal itu sangat penting tapi hasil penelitian itu juga dapat dikemas menjadi produk berorientasi paten dan pasar. Kita tentunya tidak ingin hanya sekedar Jual obat atau Jual jamu, Jual herbal saja. Kita ingin adanya manajemen yang lebih baik

Ini tak mudah karena dibutuhkan kerjasama lintas disiplin, antara dokter yang akan menyarankan penggunaan obat herbal misalnya dari took herbal toko jamu, dsb, peneliti dan industri obat. Perlu kerjasama dan integrasi antara peneliti (universitas), industri dan pemerintah itulah yang masih menjadi kendala obatjamu herbal , jamu tradisional dapat diterima secara medis.

Butuh obat-obat herbal murah dan berkualitas ? klik ja disini yaa..

Mengkudu Penjinak Hipertiroid

Mengkudu dikenal sebagai tanaman obat tradisional yang mempunyai khasiat sebagai obat. dipopulerkan pertama kali oleh penduduk kepulauan polinesia,Hawaii,samoa.kahuna (sebutan tabib) di ketiga kepulauan ini kerap meracik buah,akar, daun, dan kulit batang obat tradisional mengkudu dalam pengobatan. bahkan mereka menganggap tanaman obat tradisional mengkudu sebagai tanaman suci karena khasiat yang dimilikinya. Dalam buku The medical book of Malayan  medicine direkomendasikan bahwa buah tanaman yang bernama ilmiah Morinda citrifolia L. ini digunakan untuk mengobati leukore (sebutan lain keputihan). Buah mengkudu adalah bagian yang paling banyak digunakan. kandungan senyawa aktif dalam buah tanaman ini diantaranya alkaloida, flavonoida, antrakinon, danpolifenol. senyawa – senyawa aktif inilah diduga kuat bermanfaat menanggulangi penyakit.
  
Tanaman ini tersebar hingga eropa, diantaranya inggris. di sana tanaman obat tradisional mengkudu disebut Indian mulberry. orang Malaysia menyebutnya mengkudu jantan atau mengkudu besar, apatot-nga-basit (Filipina), nhoo baans (laos), yo ban (Thailand), dan nhau (Vietnam).
Demikian juga di Indonesia,masing-masing daerah akan memberinya nama yang berbeda-beda.orang aceh menamai tanaman obat tradisional ini keumudu, bakudu (batak), paramai (mandailing), neteu (mentawai), bengkudu (minangkabau). masih banyak lagi, orang sunda menamainya cangkudu, kuduk (madura), aikombo (sumba), bakulu (timor), dan lain-lain.
Obat tradisional Mengkudu biasanya ditemukan di pegunungan yang mencapai tinggi 1500 meter di atas permukaan laut. daerah dengan curah hujan antara 1500-3000 mm pertahun, mengkudu dapat tumbuh dengan baik. tanaman ini lebih menyukai tanah yang subur dan lembab. namun mengkudu juga dapat hidup di daerah kering dengan pengairan yang minim.
Pada awalnya, obat tradisional mengkudu merupakan tanaman liar yang dapat ditemukan dimana saja. tanaman obat tradisional ini dapat tumbuh di daerah pantai hingga pegunungan. menurut rumphius, mengkudu tumbuh liar di tepi pantai di seluruh kepulauan nusantara. mengkudu selalu dapat dijumpai di kampung-kampung di jawa.
 
Mengkudu merupakan tanaman pohon berkayu. tingginya dapat mencapai 3 hingga 10 meter. mengkudu umumnya berdaun lebat berbentuk elips sampai persegi empat. panjang daun berkisar antara 12-25 cm. daun mengkudu termasuk daun tunggal dengan ujung dan pangkalnya meruncing. tepi daun ratr, lebar daun 5-17 cm. pertualangan daunnya menyarupai sirp ikan,tangkai daun pendek.
Tanaman obat tradisional mengkudu sangat cepat menghasilkan buah. kurang dari satu tahun tanaman ini sudah dapat menghasilkan. pembentukan buah diawali dengan munculnya bunga berupa bongkol, bentuknya bulat. dari bongkol itu akan muncul kuncup-kuncup bunga seperti terompet. setelah pertumbuhan bunga selesai, maka bongkol itu juga yang nantinya akan terus membesar sampai menjadi buah mengkudu.
Biji tanaman obat tradisional mengkudu dapat ditemui dalam buah yang sudah tua atau sudah matang. biji mengkudu sangat banyak. bentuknya segi tiga,warna coklat kemerahan,dank eras sekali. tanaman obat tradisional mengkudu baru dapat diperoleh dengan menyemai biji-biji yang sudah keras tersebut.

Khasit tanaman obat tradisional mengkudu
Obat tradisional Mengkudu diyakini memiliki khasiat banyak sekali. buahnya diketahui bersifat antidiabetes (hipoglikemik). mengkudu juga berkhasiat sebagai antitetanus, antiseptic, antiinflamasi, obat disentri, dan obat diare. tanaman yang popular dengan sebutan pace ini juga dapat menurunkan demam (antipiretik), peluruh air seni (diuretic), serta berefek laksatif. mengkonsumsi buah mengkudu juga dapat meringankan penyakit asma dan reumatik.
Lalu bagaimana hubungannya antara hipertiroid dan buah mengkudu?danu dkk dari fakultas kedokteran UGM, pada tahun 1997 meneliti buah tanaman ini terhadap kelinci. mereka melaporkan bahwa perasan daging buah pace (mengkudu) menunjukan tendensi penambahan kepekaan  terhadap efek adrenalin, serta mampu menghambat efek norarenalin pada jantung hewan coba. namun, dalam penelitiantersebut tidak dijelaskan efek yang dimaksud.
Pada penelitian tersebut juga dilaporkan bahwa,perasandaging buah pace memberikan perubahan yang sangat berarti pada jantung.kekuatan kontraksi otot jantung menurun, kecepatan denyutnya pun turut menurun. parasan daging buah tanaman obat tradisional ini juga meningkatkan jumlah darah yang mengalir ke pembuluh koroner jantung permenitnya, sehingga kematian jaringan ini (infark) dapat dihindari.
Tetapi, seperti kita tahu bahwa terdapat kaitan yang sangat erat antara kelenjer tiroid dan kelenjar adrenal pada manusia.jika, salah satunya terganggu,maka yang lainnya juga akan terganggu. sangat mungkin, hubungan inilah sehingga tanaman obat tradisional mengkudu dapat menyembuhkan hipertiroid dan juga menurunkan kecepatan denyut jantung penderitanya.
Buah mengkudu meningkatkan imunitas tubuh, menormalkan tekanan darah, melawan kanker dan tumor. buah tanaman obat tradisional ini juga mampu menghilangkan rasa sakit (analgesik), mengempiskan radang dan antialergi, serta antibakteri. buah tanaman obat tradisional ini juga dapat mengatur suasana hati dan mengatur siklus energi tubuh.

Butuh obat-obat herbal murah dan berkualitas ? klik disini

Sejarah Kunyit ( kurkuma Domestica )

sejarahnya kunyit berasal dari India, namun sudah menyebar keseluruh dunia terutama di kawasan tropis. Di Indonesia pada umumnya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Tanaman berumpun ini memiliki batang semu yang tersusun dari pelepah daun dengan tinggi 25 – 100 cm. Daun berbentuk bulat telur memanjang, berwarna hijau muda, penyusun daunnya bertingkat-tingkat setiap tanaman memiliki sekitar 6 – 10 helai daun.

Rimpang berbentuk bulat panjang dan bercabang-cabang. Kunyit tumbuh dengan baik di tanah yang tata pengairannya baik, curah hujan 2.000 mm sampai 4.000 mm tiap tahun dan di tempat yang sedikit terlindung. Tapi untuk menghasilkan rimpang yang lebih besar diperlukan tempat yang lebih terbuka.

Rimpang muda kulitnya kuning muda dan dan berdaging kuning, setelah tua kulit rimpang menjadi jingga kecoklatan dan dagingnya jingga terang agak kuning.
Rimpang kunyit mengandung bahan-bahan seperti minyak adsiri, phelkandere, sabinene, cineol, zingeberence, turmeron, champene, camphor, sesquiterpene, caprilic acid, methoxinnamic acid, thelomethy carbinol, curcumene, dan zat pewarna yang mengandung alkaloid curcumin. Curcumin adalah zat warna kuning yang dikandung oleh kunyit, rata-rata 10,29%, memiliki aktifitas biologis berspektrum luas antara lain antihepototoksik, antibakteri, dan antioksidan.

Rimpang kunyit terutama digunakan untuk keperluan dapur (bumbu, zat warna makanan), kosmetika maupun dalam pengobatan tradisional. Secara tradisional, air rebusan rimpang yang dicampur dengan gambir digunakan sebagai air kumur mulut untuk gusi bengkak.
Sementara salep dari kunyit dengan asam kawak digunakan untuk pengobatan kaki luka. Salep yang dibuat dari campuran kunyit dengan minyak kelapa banyak digunakan untuk menyembuhkan kaki bengkak dan untuk mengeluarkan cairan penyebab bengkak. Ada lagi, kunyit yang diremas-remas dengan biji cengkeh dan melati digunakan untuk obat radang hati, dan penyakit kulit. Sementara akar kunyit yang diremas-remas dapat digunakan sebagai obat luar penyakit bengkak dan reumatik.

Kunyit juga dapat digunakan untuk perawatan rambut supaya terbebas dari ketombe, caranya adalah sebagai berikut : ambil kunyit, dikupas dan kemudian dicuci besih, setalah itu diambil sarinya dan digosokkan pada kulit kepala sambil dipijit-pijit. Biarkan 3-5 jam hingga sari kunyitnya meresap, kemudian kulit kepala dan rambut di cuci bersih sampai bersih. Lakukan beberapa kali hingga ketombe hilang. Selalin itu kunyit juga dapat menyembuhkan diare, jerawat, perawatan kulit, rematik, borok, hepatitis dan diabetes.

Untuk pengobatan diabetes caranya dengan menyiapkan 1 rimpang kunyit, lalu di cuci dan diirir ipis-tipis,tambahkan ½ sendok teh garam, masukkan ke dalam panci ( sebaiknya panci stenlis steal) berisi 1 liter air dan rebus hinga mendidih, saring dan minum airnya ½ gelas sehari.
Studi keamanan (uji toksisitas) terhadap rimpang kunyit menunjukkan, ekstrak kunyit aman digunakan dalam dosis terapi. Rimpang kunyit yang diberikan secara oral tidak memberikan efek teratogenik (dampak pada embrio/janin) pada tikus. Keamanan ekstrak kunyit selama kehamilan belum terbukti, penggunaan selama kehamilan harus di bawah pengawasan medis. Ekskresi ekstrak kunyit melalui ASI dan efeknya pada bayi belum terbukti, sebaiknya penggunaan selama menyusui di bawah pengawasan medis. Selamat mencoba.



Ingin obat-obat herbal murah tur berkualitas ? kunjungi web kami disini yaaa

Khasiat Mahkota Dewa

Pohon Mahkota Dewa dibudidayakan sebagai tanaman hias / tanaman peneduh. Pohonnya kecil dengan tinggi mencapai 3 meter, mempunyai buah yang menarik karena warnanya merah menyala, menempel dari batang utama hingga ke ranting-rantingnya.
Disebut juga Makuto Rojo, Makuto Ratu, Obat Dewa, Pau (Obat Pusaka) atau Crown of God. Berasal dari Papua (Irian Barat) buah Mahkota Dewa mengandung zat-zat aktif seperti :




Alkaloid
Berfungsi sebagai detoksifikasi yang dapat menetralisir racun-racun di dalam tubuh.

Saponin
Menjadi sumber anti-bakteri dan anti-virus, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas, mengurangi kadar gula dalam darah, mengurangi penggumpalan darah

Flavanoid
Melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding pembuluh darah, mengurangi kadar resiko penyakit jantung koroner, mengandung anti-inflamasi (anti-radang), berfungsi sebagai anti-oksidan, membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan

Polifenol
Berfungsi sebagai anti-histamin (anti-alergi) Mahkota Dewa dipercaya dapat mencegah dan membantu proses penyembuhan berbagai macam penyakit antara lain :
Tekanan darah tinggi, Meningkatkan vitalitas bagi penderita diabetes, Kanker (zat damnacanthal : menghambat pertumbuhan sel kanker), Asam urat, Lever, Alergi, Ginjal, Jantung, Berbagai macam penyakit kulit, Mengatasi ketergantungan obat , Rematik, Meningkatkan stamina dan ketahanan terhadap influenza, Insomnia dan lain-lain.