Minggu, 26 Desember 2010

Obat Herbal Semakin Diminati


Produk obat tradisional herbal mulai diminati masyarakat sehingga dikembangkan oleh kalangan akademisi kesehatan karena dinilai memiliki potensi yang sama dengan obat kimiawi yang beredar di pasaran.
“Potensi produk obat herbal tradisional di Indonesia yang biasanya disebut jamu merupakan warisan kekayaan budaya dalam bidang kesehatan yang harus dikembangkan karena kaya akan manfaat,” kata Ketua Panitia Pameran Produk Obat Tradisional Farmasi UGM Dr Puji Astuti, MSc, Apt, di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, sudah banyak daerah di Indonesia yang mulai mengembangkan produksi obat tradisional herbal yang memiliki standar kesehatan teruji, antara lain Temanggung, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Bahkan, tahun ini Rumah Sakit (RS) Dr Sardjito Yogyakarta akan membuka klinik khusus obat tradisional herbal.
“Sudah saatnya kami dari pihak fakultas Farmasi yang independen ikut mengembangkan produk obat tradisonal herbal melalui `workshop` mengenai pengenalan obat tradisional, proses budi daya tanaman obat yang baik, prosedur pascapanen yang baik, dan proses standarisasi obat tradisional herbal,” katanya.
Dia mengatakan mayoritas produsen obat tradisional herbal adalah industri kecil yang membutuhkan penyuluhan tentang produksi obat tradisional herbal yang terstandarisasi dan teruji klinis di laboratorium agar produk mereka terjamin kualitas dan keamanannya.
“Komponen penyusun produk obat tradisional herbal berbeda dengan obat kimiawi. Obat kimiawi bisa dengan mudahnya untuk dikontrol kandungannya dan tidak akan berubah dalam jangka waktu tertentu. Hal tersebut berbeda dengan obat herbal yang kandungan utamanya bisa berubah-ubah dalam jangka waktu yang tidak tertentu,” katanya.
Pihaknya sering menemukan beberapa produk obat tradisional herbal yang ditumbuhi jamur, yang menandakan bahwa produk tersebut belum memenuhi standar obat yang berlaku dalam proses pembuatannya.
“Dari penelitian kami, hanya lima produk obat tradisional herbal yang bisa digolongkan sebagai fikofarmaka atau obat yang telah teruji secara klinis dan keamanannya, dan 16-18 produk yang tergolong obat herbal berstandar (belum lulus uji klinis, tetapi telah teruji khasiatnya pada manusia),” katanya.
Padahal, menurut dia, pasar dunia sekarang mulai berminat pada produk obat tradisional herbal akibat kampanye `Go Green`akhir-akhir ini. Bahkan, pemerintah melalui KementErian Riset dan Teknologi serta Kementerian Kesehatan telah memprogramkan untuk mengilmiahkan jamu menjadi obat yang aman dikonsumsi sekaligus memanfaatkan biodiversitas tanaman obat di Indonesia
Anda butuh obat-obat herbal murah dan berkualitas ? Kunjungi web kami disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar